Wikipedia.org

Hasil penelusuran

Rabu, 02 Oktober 2013

Virus


Virus


Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bagian ini, kita diharapkan dapat :
  1. Mendeskripsikan ciri-ciri dan cara replikasi virus
  2. Menjelaskan peran virus dalam kehidupan

Mendengar kata "virus", kita akan mengaitkannya dengan penyakit. Memang benar hampir semua virus menimbulkan penyakit, mulai dari yang ringan seperti flu, sampai yang mematikan seperti ebola, AIDS dan SARS. Pernahkah kamu pikirkan bahwa tampaknya semakin banyak penyakit 'baru' yang ditimbulkan oleh jenis jenis virus 'baru'? Bagaimanakah virus yang awalnya menimbulkan penyakit pada hewan, kemudian dapat menimbulkan penyakit pada manusia, seperti yang terjadi pada avian influenza (flu burung)?
Pengetahuan tentang sifat-sifat virus bermanfaat untuk mengendalikan virus juga untuk mengobati penyakit yang ditimbulkannya. Dalam bagian ini, kamu akan mempelajari sifat-sifat virus dan peranan virus dalam kehidupan manusia.

  1. Pendahuluan

  2. Wacana

    Waspadai Siklus Lima Tahunan Demam Berdarah

    Penduduk Indonesia perlu mewaspadai siklus tahunan demam berdarah di tahun 2003. Peran masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing sangat menentukan agar kejadian luar biasa (KLB) tahun 1998 yang menyebabkan 74.200 orang terkena demam berdarah dengue (DBD) 1.414 korban DBD lainnya meninggal tak terulang. Peringatan ini dikemukakan oleh kepala subdirektorat Arbovirosis Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, dr. Rita Kusriastuti, M.Sc.
    Menurut Rita, data kasus DBD mulai masuk dari kota-kota di Jawa, Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung. "Sebenarnya DBD ada setiap hari. Akan tetapi umumnya KLB berlangsung bulan Januari - April dengan puncak bulan "Maret", ujarnya.
    Tahun 1999 DBD menurun tajam karena orang masih trauma dengan KLB 1998. Akan tetapi, sejak tahun 2000-2002, kasus DBD meningkat. Pada tahun 2002 saja terdapat jumlah kasus 42.300 dengan kematian 1,2 persen.
    Provinsi rawan DBD antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara. Di daerah itu, ditemukan empat serotipe virus dengue, yaitu dengue 1 sampai dengan 4, sehingga bisa terjadi reaksi silang yang menyebabkan renjatan (shock) DBD berupa perdarahan yang bisa berakibat fatal.
    Manifestasi infeksi virus dengan beragam. Mulai dari tanpa gejala, demam ringan, demam dengue, demam berdarah dengue sampai sindrom renjatan dengue. Hal terakhir umumnya terjadi jika seseorang pernah terinfeksi salah satu serotipe kemudian terinfeksi serotipe dengue lain (rekasi silang).
    Meskipun demikian, daerah lain juga perlu berhati-hati. Arus transportasi dan mobilitas penduduk yang tinggi bisa meningkatkan penyebaran semua serotipe DBD ke seluruh wilayah Indonesia.
    Faktor yang berperan dalam kejadian DBD antara lain perubahan cuaca. Umumnya dari musim hujan ke musim panas, merupakan saat kepadatan nyamuk pembawa virus DBD (Aedes aegypt dan Aedes albopictus) meningkat. Nyamuk-nyamuk ini berkembang biak di air jernih, sejuk dan gelap.
    (Disarikan dari Kompas, Senin, 24 Januari 2003)

    Dari artikel diatas dapat diajukan pertanyaan sebagai berikut :

    1. Apa yang menyebabkan penyakit demam berdarah?
    2. Mengapa penyakit DB ini berlangsung antara bulan januari sampai dengan April
    3. Apakah yang harus dilakukan untuk mencegah berkembangnya penyakit DB?

  3. Sejarah Penemuan Virus

  4. Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Amtony Leeuwenhook (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian mengenai objek-objek mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran objek hingga 150 kali ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1000 kali. Kini dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000 kali, kita dapat melihat objek mikroskopis dengan lebih detail.
    Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri dan partikel mikroskopis yang akan dipelajari berikut, yaitu virus.
    Penemuan virus melalui perjalanan panjang dan melibatkan penelitian dari banyak ilmuwan. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun tembakau. Seorang ilmuwan Jerman bernama Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lainnya. Meyer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman yang sehat.
    Percobaan itu diulang oleh ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovski. Pada saat itu, lembaga Pasteur di Paris telah berhasil menemukan suatu filter (saringan) yang dapat menyaring bakteri. Ivanovski menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan pada tanaman sehat. Tanaman sehat tersebut kemudian menjadi tertular. Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut adalah bakteri patogen yang berukuran sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut yang lolos dari penyaring bakteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar